Strategi SEO, dulu gue bikin blog bukan buat viral-viral banget. Awalnya cuma pengen sharing pengalaman traveling dan belajar hidup minimalis.
Tapi… setelah nulis belasan artikel panjang, view-nya gak nyampe 10 orang. Dan 3 di antaranya ya… gue sendiri.
Sakit? Banget.
Gue mulai nanya, “Kenapa blog lain yang tulisannya biasa-biasa aja bisa rame, sedangkan gue kayak ngomong sama tembok?”
Dari sinilah gue pertama kali nemu istilah: Strategi SEO — Search Engine Optimization.
Awalnya pusing. Banyak istilah teknis. Tapi karena penasaran, akhirnya gue nekad belajar.
Dan ini kisah perjuangan gue — dari gak ngerti sama sekali sampai bisa punya artikel yang nangkring di page 1 Google.
Kesalahan SEO Paling Bodoh yang Pernah Gue Lakukan
Sebelum kita ngomongin strategi, izinkan gue ngaku dosa-dosa Strategi SEO gue dulu:
-
Judul artikel lebay, tapi gak nyambung sama isinya.
Misal: “Ini Dia Rahasia Sukses!” — tapi isinya cuma cerita pengalaman pribadi tanpa info spesifik. Ya jelas Google bingung mau kasih ranking apa. -
Gak pernah riset kata kunci.
Asli, dulu gue pikir “asal nulis dengan jujur” bakal cukup. Ternyata, Google itu butuh konteks. Kalo lo gak pake keyword yang dicari orang, ya gak bakal ditemukan. -
Over-optimize.
Sempet juga gue nulis “tips hemat traveling” sebanyak 20 kali dalam satu artikel. Hasilnya? Artikel gue tenggelam karena terdeteksi spam. -
Nulis buat Google, bukan buat orang.
Ini paling nyesek. Artikel gue dapet klik, tapi bounce rate-nya tinggi. Orang masuk terus keluar lagi karena ngerasa gak dikasih jawaban yang mereka cari.
Pelajaran pahit banget:
Strategi SEO itu bukan tentang ngejar algoritma, tapi bantu manusia nyari jawaban di internet.
Strategi SEO yang Akhirnya Bikin Blog Gue Meledak (Secara Perlahan Tapi Pasti)
1. Riset Kata Kunci dengan Hati-hati
Gue pake tools gratisan dulu kayak:
-
Google Suggest
-
Ubersuggest
-
Google Keyword Planner
-
Answer The Public
Target gue waktu itu sederhana: cari kata kunci dengan volume 100–1000 dan persaingan rendah.
Contohnya:
Daripada nulis “tempat wisata Bali”, gue targetin “pantai tersembunyi di Bali” — karena lebih spesifik dan saingannya gak segila itu.
2. Gunakan Judul yang Strategi SEO-Friendly Tapi Gak Kaku
Gue belajar gabungin dua elemen:
Misalnya:
Judul asal: “Cerita Liburan Gue di Bali”
✅ Judul SEO: “Pengalaman Tak Terlupakan di Pantai Tersembunyi Bali yang Jarang Orang Tahu”
3. Struktur Artikel yang Bersih dan Enak Dibaca
Gue mulai pakai heading (H2, H3) dengan kata kunci turunan.
Paragraf pendek-pendek, kalimat bervariasi — kadang panjang, kadang satu kalimat doang.
Gue juga tambahin:
Hasilnya?
Orang makin lama stay di artikel, dan itu sinyal positif ke Google.
4. Pakai Plugin Strategi SEO (Kalau Pake WordPress)
Gue pake RankMath.
Dia ngasih checklist kecil, kayak:
Gue anggap kayak mentor mini yang gak pernah capek ngingetin.
5. Bangun Backlink Secara Alami

Gue gak beli backlink (karena gak punya duit juga waktu itu ).
Tapi gue mulai blogwalking dan ninggalin komentar yang sopan.
Gabung di komunitas niche dan share link artikel kalau emang relevan.
Sekali waktu, gue kirim artikel gue ke blogger lain lewat DM:
“Mas/Mbak, gue tulis artikel tentang topik yang Mas bahas di blog ini. Kalau cocok, boleh dong dibaca .”
Ternyata beberapa dari mereka mau nge-link balik. Gokil sih.
Momen Pertama Kali Artikel Gue Masuk Page 1 Google
Gue inget banget. Artikelnya tentang “cara membuat konten blog yang konsisten”.
Waktu itu gue gak sadar tiba-tiba dapet 500 klik organik dalam 3 hari. Kirain bug.
Pas dicek? Beneran page 1.
Gue lompat-lompat kayak anak kecil dapet sepeda baru.
Dan dari situ, blog gue mulai stabil dapet trafik organik, walaupun kecil. Tapi itu berkualitas, karena yang dateng emang butuh informasi, bukan sekadar mampir doang, dikutip dari laman resmi Gramedia.
Tips SEO Pribadi dari Gue (yang Kadang Gak Diajarkan Buku)
-
Tulis untuk “satu orang”. Bayangin lo lagi ngobrol sama satu pembaca, bukan seribu orang. Bikin tone jadi lebih natural.
-
Baca artikel kompetitor, tapi jangan plagiat.
Ambil format, bukan isi. -
Gunakan kata transisi. Ini bikin flow tulisan lo lebih enak dibaca. Misal: namun, selain itu, di sisi lain, maka dari itu…
-
Update artikel lama. Gue sering tambahin info baru di artikel lawas, dan itu bikin ranking naik lagi.
-
Sabar. Strategi SEO itu marathon, bukan sprint.
Artikel yang gue tulis bulan Januari, kadang baru naik Maret atau April.
Tools Gratisan yang Beneran Bantu (Gak Cuma Gimmick)
Kesimpulan: SEO Bukan Sekadar Strategi, Tapi Seni Sabar
Setelah bertahun-tahun ngulik, akhirnya gue paham:
Strategi SEO itu bukan soal ngelawan algoritma. Tapi soal nyambungin tulisan lo ke hati dan kebutuhan orang lain.
Dan di balik semua keyword, ada manusia yang lagi nyari jawaban.
Tugas kita sebagai blogger? Bantu mereka. Bukan ngejar ranking doang.
Kalau lo baru mulai, gue cuma mau bilang:
Lo gak harus ngerti semua sekarang. Tapi lo harus mau mulai.
Dan percayalah, satu artikel tulus bisa ngubah banyak hal.
Baca Juga Artikel dari: Festival Musik Virtual: Pengalaman, Serunya, dan Tips
Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Informasi
Anurag Dhole is a seasoned journalist and content writer with a passion for delivering timely, accurate, and engaging stories. With over 8 years of experience in digital media, she covers a wide range of topics—from breaking news and politics to business insights and cultural trends. Jane's writing style blends clarity with depth, aiming to inform and inspire readers in a fast-paced media landscape. When she’s not chasing stories, she’s likely reading investigative features or exploring local cafés for her next writing spot.