Saya mau cerita sedikit ya, tentang keputusan (yang awalnya impulsif) saya beli Garmin Venu 3. Jujur aja, awalnya saya cuma pengin ganti jam tangan biasa ke sesuatu yang lebih “smart”, biar ngikutin zaman. Tapi, ternyata keputusan ini malah jadi salah satu keputusan paling worth it di tahun itu.
Saya pilih Garmin Venu 3 Series, bukan karena iklan atau influencer. Tapi gara-gara istri saya yang duluan beli Venu 2. Dia bilang, “Cobain deh, ini bukan cuma jam pintar, ini kayak personal trainer di pergelangan tangan.” Saya ketawa aja waktu itu. Tapi setelah seminggu saya pakai Venu 3, saya paham maksudnya.
Kenapa Venu 3 Series Jadi Pilihan di Indonesia?
Di Indonesia, saya mulai sering lihat orang pakai Tech Venu 3 Series, apalagi di gym, jalur jogging, bahkan guru olahraga di sekolah juga pakai. Saya iseng tanya, “Kenapa Venu, bukan Apple Watch atau Samsung Galaxy Watch garmin indonesia?”
Jawabannya ternyata hampir sama: baterai awet, fiturnya fokus ke kesehatan, dan tampilannya elegan tapi nggak terlalu mencolok.
Di negara kita, daya tahan baterai tuh krusial banget. Nggak semua orang punya waktu buat ngecas smartwatch tiap malam. Venu 3 Series bisa tahan seminggu lebih, bahkan sampai 10 hari kalau dipakai normal. Ini jelas nilai plus yang gede banget.
Belum lagi, banyak pelari dan pecinta outdoor di Indonesia yang lebih suka pakai Garmin karena akurasinya. Saya sendiri cobain rute lari di taman kota, dan GPS-nya Venu 3 bisa ngelacak dengan tepat—nggak loncat-loncat kayak beberapa smartwatch lain yang pernah saya pakai.
Fitur Body Battery juga jadi favorit banyak orang, karena bisa kasih gambaran energi tubuh kita tiap hari. Ini bukan cuma angka, tapi beneran terasa. Misalnya, waktu saya begadang dan tetap maksa olahraga, Body Battery saya drop drastis, dan akhirnya malah jatuh sakit. Jadi ya, sejak itu saya lebih dengerin “saran jam”.
Spesifikasi Garmin Venu 3 Series—Ini Dia yang Bikin Nagih
Oke, mari kita ngomongin spesifikasinya, tapi santai aja ya. Saya bukan insinyur atau reviewer teknologi, tapi saya seneng ngutak-atik fitur.
Layar
Pertama, layarnya AMOLED 1.4 inci (Venu 3) dan 1.2 inci (Venu 3S). Gambar tajam, terang, bahkan di bawah matahari. Saya bandingin langsung sama Galaxy Watch temen saya, dan jujur, Venu 3 Series lebih nyaman di mata. Navigasinya juga mulus, pakai swipe kanan-kiri.
Sensor dan Fitur Kesehatan
-
Heart Rate Sensor (HRV-ready)
-
Sleep Monitoring super detail
-
Stress Tracking
-
Body Battery
-
VO2 Max
-
Pulse OX Sensor (kadar oksigen darah)
Paling saya suka, fitur sleep score-nya. Dulu saya mikir tidur ya cuma tidur. Tapi ternyata kualitas tidur saya buruk banget, padahal kuantitasnya cukup. Setelah mulai perbaiki—dengan saran dari jam ini juga—saya jadi lebih segar bangun pagi.
GPS dan Navigasi
Ini juara sih. Multi-band GPS di Venu 3 Series bikin saya merasa percaya diri waktu lari di area baru. Jalur saya ke-track dengan akurat, termasuk ketinggian dan elevasi.
Baterai
Yang ini saya kasih tepuk tangan. Di mode smartwatch biasa, bisa tahan 8–10 hari. Kalau dipakai buat olahraga outdoor pakai GPS, bisa dapat 20–26 jam. Saya biasa cas cuma seminggu sekali.
Kapasitas Musik dan Fitur Pintar
Venu 3 Series bisa simpan lagu, termasuk Spotify offline—saya tinggal pasang TWS dan tinggal lari. Fitur notifikasi juga masuk, dan saya bisa baca WhatsApp langsung dari jam (meskipun nggak bisa bales panjang, tapi oke lah buat liat notifikasi).
Oh ya, bisa angkat telpon langsung juga, karena udah built-in speaker dan mic. Buat saya yang sering tinggalin HP di meja, ini penyelamat.
Apa yang Bikin Garmin Venu 3 Series Digunakan Banyak Orang?
Saya pikir, ada tiga alasan utama:
1. Fitur Kesehatan yang Nggak Gimmick
Serius, ini bukan jam yang sekadar kelihatan canggih. Venu 3 Series benar-benar jadi asisten kesehatan pribadi. Saya pernah overtraining, dan jam ini ngasih tanda-tanda lewat stress score, HRV, dan body battery. Kalau saya terus maksa, mungkin saya tumbang.
2. Gaya Hidup Aktif, Tapi Nggak Ribet
Banyak orang Indonesia sekarang mulai aktif: ikut yoga, pilates, jogging. Venu 3 ngasih lebih dari 25 jenis olahraga yang bisa dipilih. Bahkan ada Animated Workouts di layar—jadi kayak ada pelatih virtual. Ini cocok banget buat yang suka olahraga di rumah, kayak saya.
3. Desain yang Elegan Tapi Sporty
Gaya hidup urban di Indonesia makin berkembang. Orang pengen smartwatch yang bisa dipakai olahraga pagi, tapi tetap pantas buat meeting siang atau ngajar di kelas. Venu 3 Series itu fleksibel. Tali bisa diganti-ganti, desain minimalis, dan nggak lebay.
Kualitas Venu 3 Series—Layak Buat Investasi?
Sekarang, harga Venu 3 Series itu sekitar Rp7 juta – Rp8 jutaan di Indonesia (tergantung varian). Mahal? Iya. Tapi apakah worth it? Menurut saya: YA.
Kenapa? Karena ini bukan jam yang setahun dipakai terus bosan. Ini jam yang berkembang bareng gaya hidup kita. Saya pakai dari masih malas olahraga, sampai sekarang yang seminggu 4x jogging. Semakin aktif saya, semakin “berarti” Venu 3 Series buat saya.
Bahkan dari sisi durability, jam ini udah pernah saya jatuhin dua kali, kehujanan, dan pernah juga lupa dilepas waktu berenang—dan tetap jalan normal. Layarnya pakai Gorilla Glass, dan bodinya dari stainless steel. Build-nya solid banget.
Satu-satunya kekurangan? Mungkin antarmuka aplikasinya (Garmin Connect) awalnya sedikit ribet. Tapi begitu udah ngerti alurnya, justru jadi adiktif. Saya suka liat progres mingguan, grafik VO2 Max, dan sleep pattern.
Beli atau Nggak Beli?
Kalau kamu serius pengen gaya hidup sehat, dan nyari smartwatch yang lebih dari sekadar notifikasi, Garmin Venu 3 Series itu investasi yang oke banget. Jangan bandingin langsung sama Apple Watch atau jam Android ya, karena filosofi Garmin beda: lebih ke arah kesehatan dan olahraga yang mendalam, bukan cuma gaya.
Saya pribadi, makin hari makin ngerasa “terikat” dengan jam ini. Bukan cuma karena teknologinya, tapi karena jam ini bantu saya mengenal tubuh saya sendiri lebih baik.
Kalau kamu tanya, “Apa kamu bakal beli lagi kalau jam ini hilang?”
Jawabannya: tanpa ragu, IYA.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Lenovo IdeaPad 4: Laptop Gaming Murah yang Layak Kamu Coba di 2025 disini
Anurag Dhole is a seasoned journalist and content writer with a passion for delivering timely, accurate, and engaging stories. With over 8 years of experience in digital media, she covers a wide range of topics—from breaking news and politics to business insights and cultural trends. Jane's writing style blends clarity with depth, aiming to inform and inspire readers in a fast-paced media landscape. When she’s not chasing stories, she’s likely reading investigative features or exploring local cafés for her next writing spot.