Aku masih ingat banget waktu pertama kali menginjakkan kaki di Nusa Penida. Jujur, sebelumnya aku pikir Bali cuma soal Kuta, Seminyak, Ubud. Tapi Nusa Penida? Wah, beda banget energinya!
Begitu kapal merapat di pelabuhan Toyapakeh, aku langsung ngerasa suasana di sini lebih… raw, lebih alami. Gak banyak gedung tinggi, gak rame kayak pusat kota Bali, tapi justru itu yang bikin Nusa Penida punya pesonanya sendiri.
Pantainya, gila sih—Crystal Bay misalnya, namanya nggak bohong, airnya beneran sebening kristal. Sunrise di sini? Worth it banget bangun subuh-subuh demi liat langit perlahan berubah warna sambil denger deburan ombak yang tenang. Kalau kamu suka fotografi atau sekadar healing dari rutinitas kota, tempat ini bisa jadi “charging spot” yang sempurna.
Tapi nggak semua pengalaman manis. Aku pernah nyasar juga waktu nyoba nekat ke Pantai Atuh naik motor Google Maps-an doang. Jalanannya bisa dibilang menantang—kadang berkerikil, menurun tajam. Tapi pas nyampe, semua capek kayak langsung ilang. View-nya… speechless.
Kenapa Nusa Penida Jadi Favorit Wisatawan
Gampang jawabnya—karena tempat ini Instagrammable parah dan punya vibes yang nggak bisa kamu dapetin di Bali “daratan”.
Contohnya, Kelingking Beach. Ini kayaknya udah jadi ikon Nusa Penida. Tebing yang bentuknya mirip T-Rex itu selalu masuk list must-visit. Tapi guys, heads up: turun ke pantainya itu perjuangan. Tangga curam dan kecil, tapi kalau kamu berhasil turun, serasa punya private beach sendiri. Worth every sweat!
Selain itu, Broken Beach dan Angel’s Billabong juga wajib banget dikunjungi. Lokasinya berdekatan, jadi bisa sekalian. Angel’s Billabong itu kolam alami di pinggir laut—kalau timing air lautnya pas, kamu bisa nyemplung dan ngerasain sensasi berenang dengan view samudera luas.
Kalau kamu suka snorkeling atau diving, Manta Point adalah surganya. Aku pernah snorkeling di sana, dan itu pertama kalinya aku lihat pari manta langsung di habitat aslinya. Rasanya… campur aduk antara takut dan kagum. Makhluk laut segede itu berenang damai banget.
Nusa Penida juga mulai dilirik karena suasananya masih tenang. Bahkan pas musim liburan, rasanya nggak segila Kuta atau Canggu. Banyak wisatawan yang sekarang milih stay di sini 2–3 malam buat bener-bener unplug.
Hotel Murah & Nyaman di Nusa Penida
Aku tahu, budget travel nginap itu penting banget—apalagi kalau liburan panjang. Tapi ,tenang Nusa Penida punya banyak pilihan penginapan murah tapi tetap nyaman.
Waktu itu aku nginap di The Dagan Bungalow. Lokasinya deket sama pelabuhan dan cukup strategis buat kemana-mana. Harganya waktu itu sekitar 250–300 ribuan per malam. Kamar bersih, AC dingin, staf ramah, dan yang paling penting: tenang banget.
Alternatif lainnya yang direkomendasiin temenku ada Sun Colada Villas & Spa—agak ke tengah pulau, tapi cocok buat kamu yang pengen ketenangan total. Kalau yang pengen stay dekat spot wisata, bisa cari akomodasi di sekitar Crystal Bay atau Suwehan Beach. Banyak homestay lokal yang harganya bersahabat banget, mulai dari 150 ribuan.
Tips dari aku: booking lewat platform kayak Booking.com atau Agoda biasanya dapat harga promo. Tapi kalo kamu petualang sejati, datang langsung dan tawar juga bisa—apalagi di luar musim liburan.
Oh ya, jangan lupa cek review dulu ya. Kadang foto di internet beda sama realita
Makan Enak di Nusa Penida? Bisa Banget!
Waktu pertama kali ke sana, aku sempat mikir: “Jangan-jangan susah cari makan enak di pulau kecil begini.” Ternyata… aku salah besar.
Yang paling memorable buatku adalah Warung Pondok—nggak mewah, tapi rasa makanannya juara. Ayam betutunya lembut, bumbunya meresap, dan sambalnya… nampol banget! Mereka juga punya menu vegetarian, jadi aman buat semua jenis wisatawan.
Kalau kamu pengen makanan Barat, bisa coba ke Penida Colada Beach Bar. Tempatnya langsung menghadap laut, cocok banget buat dinner romantis atau sekadar nongkrong sore. Aku sempat nyobain grilled tuna-nya, dan itu salah satu seafood terenak yang pernah aku makan di Bali.
Oh, dan satu lagi: Nusa Penida Night Market. Jangan bayangin kayak pasar malam besar ya, tapi di sini kamu bisa nemu jajanan lokal, mulai dari sate lilit, bakso ikan, sampe es kelapa muda segar.
Tips: bawa uang tunai yang cukup karena gak semua tempat terima kartu. Dan pastiin kamu cobain kopi lokal mereka—unik banget, ada rasa-rasa earthy yang khas dari biji kopi asli pulau ini.
Jangan Cuma Lihat Foto, Rasain Sendiri Magisnya Nusa Penida
Kalau ditanya, “Worth it gak ke Nusa Penida?”, aku bakal jawab: 1000% worth it. Tapi ya itu tadi, kamu harus siapin mental buat jalan yang terjal dan fasilitas yang mungkin gak sekomplit Bali daratan. Tapi justru itu daya tariknya.
Ada momen waktu aku duduk sendirian di tebing Diamond Beach, cuma denger suara ombak dan angin. Rasanya kayak semua beban ilang. Healing bukan cuma dari suasana tenang, tapi juga dari rasa terkoneksi sama alam, yang kadang gak kita dapetin pas kerja terus tiap hari.
Kalau kamu lagi cari tempat buat rehat sejenak, reconnect sama diri sendiri, atau bahkan nyari inspirasi nulis blog atau konten… Nusa Penida jawabannya.
Serius, sebelum tempat ini jadi terlalu mainstream, mending buruan agendain. Bawa kamera, bawa hati yang siap dibikin jatuh cinta, dan nikmatin setiap detiknya.
Tips Liburan ke Nusa Penida Biar Gak “Zonk”
Oke, jujur aja, Nusa Penida bukan destinasi yang “semulus” Bali daratan. Tapi justru di situ seninya. Ada beberapa hal yang aku pelajari—mostly dari kesalahan sendiri —yang bisa bantu kamu lebih siap waktu ke sana.
1. Jangan terlalu percaya Google Maps.
Ini serius. Beberapa kali aku salah jalan karena Maps ngajak lewat jalur motorcross, padahal aku bawa skutik biasa. Jalanan ke spot-spot populer kayak Tembeling Forest atau Pantai Atuh kadang belum semua diaspal rapi. Ada yang makadam, licin, dan curam.
✅ Tips: Tanya penduduk lokal. Mereka biasanya lebih tau kondisi jalan dan bisa kasih rute alternatif yang lebih aman.
2. Sewa motor? Pilih yang kondisi prima.
Di pelabuhan banyak banget tempat sewa motor, tapi gak semua dalam kondisi baik. Aku pernah dapet motor yang remnya udah longgar, untung gak kejadian apa-apa di turunan. Mending luangin waktu sedikit buat cek rem, ban, dan klakson.
✅ Tips: Harga sewa motor biasanya sekitar 75k–100k per hari. Cek review online sebelum booking.
3. Jangan kejar semua tempat dalam 1 hari.
Serius, kamu bakal capek dan akhirnya gak bisa nikmatin tiap tempat. Better fokus ke 3–4 spot aja per hari, biar ada waktu buat ngaso dan makan enak. Waktu itu aku maksa ke 6 spot dalam sehari dan hasilnya? Nggak bisa nikmatin suasana karena buru-buru terus.
4. Sedia cash secukupnya.
ATM gak banyak dan sinyal kadang lemot banget. Beberapa warung, penginapan, atau jasa lokal juga gak nerima kartu.
5. Jangan lupa bawa dry bag dan sandal gunung.
Kalau kamu mau ke Angel’s Billabong atau ke pantai-pantai yang aksesnya perlu jalan kaki, sandal gunung jauh lebih nyaman daripada sepatu. Dry bag juga penting buat simpan HP atau dompet, apalagi kalau naik boat ke spot snorkeling.
Momen Paling Berkesan & Pelajaran Penting
Setiap perjalanan pasti ninggalin kesan. Tapi ada satu momen di Nusa Penida yang bener-bener bikin aku mikir ulang soal pace hidup.
Waktu itu aku sendirian di Pantai Suwehan. Gak rame, gak banyak turis. Cuma aku, suara ombak, dan langit yang pelan-pelan berubah warna menjelang sunset. Duduk di pasir, kaki diguyur ombak kecil, sambil makan pisang goreng yang aku beli dari warung di atas tebing. Sederhana banget, tapi dalam momen itu aku ngerasa… penuh.
Kadang kita ngejar terlalu banyak hal: tempat paling populer, foto paling keren, itinerary padat merayap. Tapi yang sering kita lupa adalah merasakan.
Nusa Penida ngajarin aku buat gak buru-buru. Buat nikmatin perjalanan, bukan cuma destinasinya. Mungkin itu juga kenapa tempat ini jadi favorit banyak orang—karena dia bikin kita pause sejenak.
Dan satu lagi: penting banget buat fleksibel. Kadang cuaca berubah, jalur rusak, atau tempat tutup dadakan. Dulu aku pernah kesel banget karena gak bisa ke Giri Putri Cave gara-gara hujan deras. Tapi justru karena itu aku nemu warung kecil yang jual lak-lak (semacam kue tradisional Bali) yang enaknya luar biasa.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Tulum Pristine: A Tropical Escape to Mexico’s Hidden Paradise disini
Anurag Dhole is a seasoned journalist and content writer with a passion for delivering timely, accurate, and engaging stories. With over 8 years of experience in digital media, she covers a wide range of topics—from breaking news and politics to business insights and cultural trends. Jane's writing style blends clarity with depth, aiming to inform and inspire readers in a fast-paced media landscape. When she’s not chasing stories, she’s likely reading investigative features or exploring local cafés for her next writing spot.